Rantau, fokusbanua.com – Tidak kalah dari Kota Besar, Ternyata di Kabupaten Tapin ada talenta yang berhasil membuat pupuk organik dan pakan ternak menggunakan bahan – bahan alami yang tersedia di alam.
Sebut saja Maulana Akbar yang merupakan dari Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) yang berhasil membuat pupuk organik dari urine sapi dan kambing.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan, pertanian adalah sektor yang sangat menjanjikan jika ditekuni dengan serius.
Mentan Amran menambahkan, baik dari hulu sampai hilir, pertanian menyajikan banyak peluang yang bisa dimanfaatkan. Oleh sebab itu, ia berharap anak-anak juga terjun memanfaatkan peluang tersebut.
P4S merupakan salah satu lembaga masyarakat yang dimiliki dan dikelola petani langsung baik secara perorangan maupun kelompok dalam meningkatkan peran aktif pembangunan pertanian melalui pengembangan sumber daya manusia pertanian seperti pelatihan, penyuluhan, dan pendidikan.
Keberadaan P4S dalam suatu wilayah pertanian sangat strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia petani ke depannya. Sehingga peran serta kelembagaan pertanian ini sangat dirasa positif oleh masyarakat khususnya petani.
Peran P4S sangat strategis dalam upaya meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia petani dalam mewujudkan kader-kader petani yang dapat bersaing di masa depan.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nuryamsi, menyebut P4S Sarongge sebagai contoh pengolahan sampah rumah tangga, secara profesional sehingga menghasilkan.
Dalam satu bulan, dari satu desa ciawigajah limbah sampah yang dihasilkan 400 ton, dari sampah tersebut komposisi nya 40% dan 60% organik.
“Saya melihat proses mesinnya yang semua produksi dalam negeri, yang sampah organik setelah dikeringkan dan diproses fermentasi kemudian dicampur dengan pupuk kandang menghasilkan pupuk kompos/organik. Pupuk yang dihasilkan dapat meningkatkan produksi mulai dari 40-90%,” kata Dedi.
40% sampah non organik 5% sampah kaleng, 15% botol minuman mineral dan 20% plastik diproses, dengan mesin pencacah.
“Ada yang dipadatkan dan menjadi sumber energi ada juga yang didaur ulang sehingga dapat dimanfaatkan. Apa yang dilakukan P4S ini sangat bermanfaat karena selain menghasilkan juga ramah lingkungan,” ujar Dedi lagi.
“Saya berharap apa yang dilakukan P4S Sarongge ini dapat menjadi contoh dan ditiru oleh P4S lain dan proses pemanfaatan sampah terus berjalan,” imbuhnya.
P4S Sarongge sendiri bergerak dalam ketahanan pangan khususnya dalam produksi pupuk organik yang berasal dari limbah/sampah rumah tangga warga desa sekitar.
Plh. Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian Binuang Dr joko tri harjanto, ST, MMA mengaku adanya pupuk organik cair yang dibuat oleh P4S Muda Berkarya ini nantinya sangat membantu para petani mendapatkan pupuk dengan harga terjangkau.
“Khususnya untuk wilayah di Kalimantan Selatan dapat teratasi masalah pupuk,” jelasnya.
Penjabat Bupati Tapin Muhammad Syarifuddin menyampaikan bahwa ini sangat bagus untuk dikembangkan, sehingga nantinya petani di Kabupaten Tapin tidak lagi kesulitan mendapatkan pupuk, cukup membeli di Kabupaten Tapin saja.
“Kita ingin pupuk organik dan pakan ternak ini dikembangkan dengan skala yang lebih besar sehingga paling tidak dapat mencakup di Kabupaten Tapin terlebih dahulu,” ujarnya.
Untuk itu, Penjabat Bupati Tapin Muhammad Syarifuddin meminta kepada dinas terkait agar dapat membantu, mulai dari proses perjinan hingga laboratoriumnya dapat segera tertangani dengan baik dan dapat segera di produksi.
“Pemerintah Kabupaten Tapin akan terus berupaya membantu semaksimal mungkin, sehingga produk asal Tapin dapat segera tersedia di pasaran,” jelasnya.
Maulana Akbar mengatakan untuk permasalahan bahan baku nanti pihaknya akan membeli urine sapi dan kambing dari peternak di sekitar, sehingga setelah nantinya di produksi secara massal, stok pupuk dapat teratasi.
“Kita ingin setelah produksi massal tidak ada kendala seperti kekurangan bahan baku dan lainnya,” tegasnya. (JK/AG)